Penyuluhan dan Pemeriksaan Kadar HbA1c pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Suradadi
DOI:
https://doi.org/10.26714/jipmi.v1i3.23Kata Kunci:
Penyuluhan, kadar HbA1c, diabetes mellitus tipe 2Abstrak
Latar belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik progresif yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Sehingga penderita diabetes mellitus tipe 2 perlu menjaga pola hidup sehat. Upaya dalam mencegah dan meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus tipe 2 yaitu dengan memeriksakan kadar HbA1c secara rutin untuk mengontrol kadar glikemik sehingga dapat diketahui bagaimana pengaturan kontrol glikemik selama 2-3 bulan terakhir, selain itu dapat menilai risiko terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah. Tujuan: Memberikan pengetahuan tentang pemeriksaan kadar HbA1c kepada penderita diabetes mellitus tipe 2. Metode: Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Laboratorium RSUD Suradadi yang diikuti oleh penderita diabetes mellitus tipe 2 yang sedang menjalani kontrol rutin di rawat jalan. Pre-test diberikan sebelum penyuluhan dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar HbA1c dan pemberian materi tentang pencegahan diabetes mellitus menggunakan media poster dan leaflet. kegiatan diakhiri dengan pemberian post-test kepada responden. Hasil: Ada perbedaan pada hasil pre-test dan post-test peserta penyuluhan dengan dengan rata-rata nilai post- test lebih tinggi dari nilai rata-rata pre-test peserta. Kesimpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan tentang pencegahan diabetes mellitus pada pasien diabetes meliitus tipe 2 di RSUD Suradadi. Sebanyak 7 orang memiliki kadar HbA1c lebih dari 5.5%.
_________________________________________________________________________________________
Abstract
Background: Diabetes mellitus is a progressive metabolic disease that can cause various complications. People with type 2 diabetes mellitus need to maintain a healthy lifestyle. Efforts to prevent and improve the quality of life of people with type 2 diabetes mellitus are by checking HbA1c levels regularly to control glycemic levels so that it can be seen how glycemic control has been managed for the last 2-3 months, in addition to assessing the risk of tissue damage caused by high levels of glycemic control. blood sugar. Objective: To provide knowledge about the prevention of diabetes mellitus to patients with type 2 diabetes mellitus. Methods: Counseling activities were carried out at the Suradadi Hospital Laboratory, attended by type 2 diabetes mellitus patients undergoing routine control. The pre-test was given before the counseling followed by an examination of HbA1c levels and counseling about diabetes mellitus prevention using posters and leaflets. the activity ended with giving a post-test to the respondents. Results: There are differences in the pre-test and post-test results of the participants with the average post-test score higher than the average pre-test score. Conclusion: the knowledge of diabetes mellitus patients in Suradadi Hospital has increased. A total of 7 people had HbA1c levels > 5.5%.
Keywords: counseling, HbA1c levels, type 2 diabetes mellitus
Metrik
Referensi
Black JM, Hawk JH. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika, 2014.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Tetap Produktif, Cegah Dan Atasi Diabetes Mellitus. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin 2020 Diabetes Melitus.pdf (2020).
Balitbangkes. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2018; 198.
ADA. Diabetes Complication Cardiovascular Disease. American Diabetes Association 2022; 261: 2829–2831.
IDF. IDF Diabetes Atlas. 2021, pp. 1–150.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Diabetes Fakta dan Angka. Jakarta, http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/11/Diabetes-Fakta-dan-Angka.pdf (2016).
Kerner W, Brückel J. Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus. Exp Clin Endocrinol Diabetes 2014; 122: 384–386.
WHO. Classification of diabetes mellitus. Clinics in Laboratory Medicine 2019; 21: 1–13.
Isniati. Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Militus dengan Keterkendalian Gula Darah di Poliklinik RS Perjan Dr. M. Djamil Padang Tahun 2003. 2010; 73–77.
Utomo MRS, Wungouw H, Marunduh S. Kadar HbA1c pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal e-Biomedik Volume 3 Nomor 1 2015; 3: 3–11.
Oktavianti, Dewi siti SNP. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Merawat Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. 2021; 7: 21–31.
Rahmadiliyani N, Muhlisin A, Rahmadiliyani N. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Penyakit dan Komplikasi pada Penderita Diabetes Melitus dengan Tindakan Mengontrol Kadar Gula Darah di Wilayah Kerja Puskesmas I Gatak Sukoharjo. 2003; 63–68.
Wahyuni KI, Prayitno AA, Wibowo YI. Efektivitas Edukasi Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Terhadap Pengetahuan dan Kontrol Glikemik Rawat Jalan di RS Anwar Medika. Jurnal Pharmascience 2019; 6: 1.
Arimbi DSD, Lita L, Indra RL. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Motivasi Mengontrol Kadar Gula Darah Pada Pasien Dm Tipe Ii. Jurnal Keperawatan Abdurrab 2020; 4: 66–76.
Dafriani P, Dewi RIS. Tingkat Pengetahuan pada Pasien Diabetes Melitus (DM) Tipe 2. Jurnal Abdimas Saintika 2019; 1: 45–50.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Jurnal Inovasi dan Pengabdian Masyarakat Indonesia (ISSN 2829-5617)
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.