Peran Apoteker dalam Pengobatan Swamedikasi Diare Anak
DOI:
https://doi.org/10.26714/jipmi.v2i2.101Kata Kunci:
anak, diare, swamedikasiAbstrak
Latar belakang: Swamedikasi merupakan penggunaan obat modern, dan tradisional secara selektif oleh individu untuk mengobati penyakit. Berdasarkan data provinsi Jawa Timur, ada 30 kematian terkait diare pada anak usia 12 hingga 59 bulan pada tahun 2020.Peran apoteker dalam hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa pasien menerima obat dan perawatan yang tepat, efektif dan aman sesuai dengan tujuan terapeutik. Tujuan: Pengabdian ini adalah untuk mengubah pola piker dan cara pandang masyarakat agar pasien dapat lebih merespon informasi tentang diare anak yang dapat dilakukan sendiri dengan Pedoman Pengobatan LINTAS diare. Metode: Pengabdian ini berupa edukasi Pendidikan Kesehatan di bidang kefarmasian dengan menggunakan metode desaincross sectional yang mengeksplorasi antara factor risiko dan efek melalui pendekatan observasional atau pengumpulan datasekaligus di waktu yang sama. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pasien pasca pengabdian tentang pengobatan diare pada anak dan pengobatan sendiri untuk diare pada anak lebih unggul dalam hal penggunaan obat yang benar, dan dalam hal penggunaan obat yang tepat dan benar dalam kehidupan sehari-hari pasien sudah melaksanakan dengan benar. Kesimpulan: Peran apoteker mengenai kesesuaian pengobatan sendiri untuk diare dengan menggunakan Pedoman LINTAS diare adalah positif.
Kata kunci: anak, diare, swamedikasi
___________________________________________________________________________________
Abstract
Background: Self-medication is the selective use of modern and traditional medicine by individuals to treat disease. Based on data from the province of East Java, there were 30 deaths related to diarrhea in children aged 12 to 59 months in 2020. The role of pharmacists in this regard is very important to ensure that patients receive the right, effective, and safe medicines and treatments in accordance with therapeutic goals. Objective: This service is to change people's mindsets and perspectives so that patients can better respond to information about childhood diarrhea that can be done on their own with the LINTAS Treatment Guidelines for diarrhea. Method: This service is in the form of health education in the pharmaceutical field using a cross-sectional design method that explores risk factors and effects through an observational approach or data collection at the same time. Result: This study shows that post-service patient knowledge about treating diarrhea in children and self-medication for diarrhea in children is superior in terms of using the right medicine, and in terms of using the right medicine in everyday life the patient has carried it out correctly. Conclusion: The pharmacist's role regarding the suitability of self-medication for diarrhea using the LINTAS diarrhea guideline is positive.
Keywords: child, diarrhea, self-medication
Metrik
Referensi
WHO. Guidelines for the Regu latory Assessment of Medicinal Products for use in Self-Medication. 2020; 21: 1–9.
Pratiwi Y, Rahmawaty A, Islamiyati R. Peranan Apoteker Dalam Pemberian Swamedikasi Pada Pasien Bpjs. J Pengabdi Kesehat 2020; 3: 65–72.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Pedoman Pengguna Obat Bebas dan Bebas Terbatas 2007; 9–36.
Zein U. Diare Akut Infeksius Pada Dewasa. Univ Sumatera Utara 2004; 1–8.
Purnamasari D, Suwendar, Lestari F. Studi Gambaran Swamedikasi Obat Tradisional pada Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Bandung. Pros Farm 2019; 5: 764–772.
Amin LZ. Tatalaksana Diare Akut. Cdk-230 2015; 42: 504–508.
Jayanto I, Ningrum VDA, Wahyuni W. Gambaran Serta Kesesuaian Terapi Diare Pada Pasien Diare Akut Yang Menjalani Rawat Inap Di Rsud Sleman. J Farm Medica/Pharmacy Med J 2020; 3: 1.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019. Dinas Kesehat Provinsi Jawa Timur, 2020; tabel 53.
Fahrunnisa, Fibriani AI. Pendidikan Kesehatan Dengan Media Kalender “Pintare” (Pintar Atasi Diare). J Heal Educ 2017; 2: 47–55.
Nurcahyani I. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perilaku Swamedikasi Diare pada Anak Balita di Desa Kacangan. Thesis 2021; 1–31.
Fentami NA. Gambaran Penggunaan Obat Diare Pada Pasien Balita Dengan Diare Akut Yang Dirawat Inap Di Rsup Persahabatan. J Arch Pharm 2019; 1: 14.
Depkes RI. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Dep Kesehat RI, Direktorat Jendral Pengendali Penyakit dan Penyehatan Lingkung 2011; 1–40.
Kementerian Kesehatan RI. Situasi diare di Indonesia. J Bul Jendela Data Inf Kesehat 2011; 2: 1–44.
Farida. Hubungan Pengetahuan Tentang Diare Dengan Sikap Ibu Balita Dalam Penanganan Diare Di Posyandu Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung. NurseLine J 2016; 1: 11–17.
Retno F, Rahmawati S. Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Utara. J Akad Farm 2021; 8: 32–45
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.