Hubungan Perilaku Konsumsi Air Putih, Suhu, Dan Kelembaban Dengan Tingkat Dehidrasi Pada Pekerja Pembuatan Tempe

Authors

  • Keiza Nur Assyifa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang
  • Diki Bima Prasetio Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang
  • Trixie Salawati Departemen Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

DOI:

https://doi.org/10.26714/pskm.v1iOktober.248

Keywords:

konsumsi air putih, suhu, kelembaban, dehidrasi

Abstract

Latar belakang: Dehidrasi merupakan gangguan keseimbangan cairan yang banyak terjadi pada seseorang yang beraktivitas di lingkungan panas dalam waktu yang lama. Industri pembuatan tempe di Kelurahan Lamper Tengah Semarang menggunakan media perebusan tong berukuran besar yang menyebabkan suhu dan kelembaban udara menjadi tinggi. Sebanyak 2 pekerja industri mengalami dehidrasi. Pekerja sering mengonsumsi kopi dan teh daripada air putih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku konsumsi air putih, suhu udara, dan kelembaban udara dengan tingkat dehidrasi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dipilih menggunakan teknik total sampling sebanyak 33 responden. Pengambilan data perilaku konsumsi air putih menggunakan kuesioner, suhu dan kelembaban udara menggunakan alat thermohygrometer, dan tingkat dehidrasi menggunakan skor warna urine. Analisis data penelitian menggunakan chi-square. Hasil: Sebanyak 51,5% pekerja mengalami dehidrasi berat. Perilaku konsumsi air putih (p-value=0,033), suhu udara (p-value=0,004), dan kelembaban udara (p-value=0,015) memiliki hubungan dengan tingkat dehidrasi. Kesimpulan: Perilaku konsumsi air putih, suhu udara, dan kelembaban udara berhubungan dengan tingkat dehidrasi pada pekerja industri pembuatan tempe di wilayah Kelurahan Lamper Tengah Semarang.

Author Biography

Keiza Nur Assyifa, Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Penulis pertama, penulis korespondensi

References

KEMENPERIN. Undang - Undang RI No 13 tahun 2003. Ketenagakerjaan. 2003;(1).

Anggraeni M, Fayasari A. Asupan Cairan dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Dehidrasi pada Mahasiswa Universitas Nasional Jakarta Fluid Intake and Physical Activity Related to Dehydration in National University Students Jakarta. 2020;2(2):67–75. Available from: https://doi.org/10.36590/jika.v2i2.45http:ojs.yapenas21maros.ac.id/index.php/jika

Lufyana RDWI. Hubungan Konsumsi Air Minum dan Iklim Kerja Dengan Dehidrasi Pada Pekerja Konstruksi di Surabaya. 2014;(2008):1–8.

Andayani K, Dieny FF. Hubungan Konsumsu Cairan dengan Status Hidrasi pada Pekerja Industri Laki - laki. J Nutr Coll. 2013;

Huda AI, Suwandi T. Hubungan Beban Kerja Dan Konsumsi Air Minum Dengan Dehidrasi Pada Pekerja Pabrik Tahu. Indones J Occup Saf Heal. 2019;7(3):310.

Gustam. Faktor Risiko Dehidrasi Pada Remaja dan Dewasa. Inst Pertan bogor. 2012;

Puspita AD, Widajati N. Gambaran Iklim Kerja Dan Tingkat Dehidrasi Pekerja Shift Pagi Di Bagian Injection Moulding 1 Pt.X Sidoarjo. J Public Heal Res Community Heal Dev. 2020;1(1):13.

Jacklitsch B, Williams W, Musolin K, Coca A, Kim JH, Turner N. Occupational Exposure to Heat and Hot Environments. US Department of Health and Human Services. 2016.

Tamsuri A. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. 2010;134-42.

Santoso BI, Hardinsyah, Siregar P, Pardede SO. Air Bagi Kesehatan. 2011. p. 94.

Irwan D, Indriati Paskarini. Hubungan Lokasi Air Minum dengan Intake Cairan pada Pekerja Terhadap Suhu Panas. 2008;2(2):1–7.

Sari NA, Nindya TS. Hubungan Asupan Cairan, Status Gizi Dengan Status Hidrasi Pada Pekerja Di Bengkel Divisi General Engineering Pt Pal Indonesia. Media Gizi Indones. 2018;12(1):47.

Fajrin N, Naiem F, Rahim R. Tekanan Panas Pada Pekerja Instalasi Laundry Pendahuluan Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan , terbuka , tertutup , bergerak ataupaun tetap dimana tenaga kerja bekerja , atau yang ssering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana. Media Kesehat Masy Indones. 2014;1–11.

Leksana E. Terapi Cairan. Bagian/Smf Ilmu Anestesi Dan Ter Intensif Fak Kedokt Univ Udayana Rsup Sanglah. 2017;4.

Kenefick RW, Sawka MN. Hydration at the Work Site. J Am Coll Nutr. 2007;26(November 2007):597S-603S.

Miller VS, Bates GP. Hydration, hydration, hydration. Ann Occup Hyg. 2010;54(2):134–6.

Mintarto E, Fattahilah M. Efek Suhu Lingkungan Terhadap Fisiologi Tubuh pada saat Melakukan Latihan Olahraga. JSES J Sport Exerc Sci. 2019;2(1):9.

Ningsih NK. the Correlation Between Temperature and Humidity and Dehydration in Fish-Tasting Workers. Indones J Public Heal. 2019;14(1):69.

Chairunnisa M. Hubungan Konsumsi Cairan Dan Beban Kerja Fisik Dengan Gejala Heat Strain Akibat Iklim Kerja Panas Pada Pekerja Di PT Pal Indonesia (Persero). Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga. 2018.

NIOSH. Occupational Exposure to Heat and Hot Environments. 2016.

Ariyanti S. Hubungan Tekanan Panas, Konsumsi Cairan, dan Penggunaan Pakaian Saat Bekerja dengan Tingkat dehidrasi Pada Pekerja (Studi pada Industri Pandai Besi di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus). c:7–19.

Published

2023-10-31

How to Cite

Assyifa, K. N., Prasetio, D. B., & Salawati, T. (2023). Hubungan Perilaku Konsumsi Air Putih, Suhu, Dan Kelembaban Dengan Tingkat Dehidrasi Pada Pekerja Pembuatan Tempe . Prosiding Seminar Kesehatan Masyarakat [Proceeding of Public Health Seminar], 1(Oktober), 107–113. https://doi.org/10.26714/pskm.v1iOktober.248